Berikut ini adalah 9 negara yang tidak pernah merasakan penjajahan.
1. Nepal
Nepal, terletak di Himalaya, adalah sebuah negara di Asia Selatan yang
berbatasan dengan Republik Rakyat Cina (Daerah Otonomi Tibet) di sebelah
utara dan India di barat, timur, dan selatan.
Negara Nepal dibentuk melalui Persatuan Nepal pada 21 Desember 1768. Prithvi
Narayan Shah menjadi raja pertama.
2. Islandia
Orang pertama yang tinggal di Islandia adalah para pendeta Irlandia yang
datang pada awal abad ke-9. Pada pertengahan abad ke-9, bangsa Viking
bermigrasi dan tinggal di Islandia. Viking pertama yang tinggal di Islandia adalah
Flóki Vilgerðarson. Dialah yang memberi Islandia nama seperti sekarang. Ingólfur
Arnarson, seorang kepala suku dari Norwegia, tinggal dan menetap di barat daya Islandia dan mendirikan kota Reykjavik.
Sekitar tahun 930-an, para penguasa Islandia mulai menulis konstitusi negara
mereka. Mereka membuat apa yang dinamakan Althing, sejenis parlemen yang
berkantor pusat di kota Þingvellir. Islandia dapat dikatakan sebagai negara
bersistem demokrasi tertua yang masih bertahan sampai sekarang.
3. Saudi Arabia
Arab Saudi atau Saudi Arabia atau Kerajaan Arab Saudi adalah negara Arab yang
terletak di Jazirah Arab. Beriklim gurun dan wilayahnya sebagian besar terdiri
atas gurun pasir dengan gurun pasir yang terbesar adalah Rub Al Khali. Orang
Arab menyebut kata gurun pasir dengan kata sahara.
Negara Arab Saudi ini berbatasan langsung (searah jarum jam dari arah utara) dengan Yordania, Irak, Kuwait, Teluk Persia, Uni Emirat Arab, Oman, Yaman, dan
Laut Merah.
Pada tanggal 23 September 1932, Abdul Aziz bin Abdurrahman as-Saud—dikenal
juga dengan sebutan Ibnu Saud—memproklamasikan berdirinya Kerajaan Arab
Saudi atau Saudi Arabia (al-Mamlakah al-Arabiyah as-Suudiyah) dengan
menyatukan wilayah Riyadh, Najd (Nejed), Ha-a, Asir, dan Hijaz. Abdul Aziz kemudian menjadi raja pertama pada kerajaan tersebut. Dengan demikian dapat
dipahami, nama Saudi berasal dari kata nama keluarga Raja Abdul Aziz as-Saud
Arab Saudi terkenal sebagai Negara kelahiran Nabi Muhammad SAW serta tumbuh
dan berkembangnya agama Islam, sehingga pada benderanya terdapat dua
kalimat syahadat yang berarti Tidak ada tuhan (yang pantas) untuk disembah
melainkan Allah dan Nabi Muhammad adalah utusannya.
4. Swedia
Kerajaan Swedia atau Konungariket Sverige dalam Bahasa Swedia adalah sebuah
negara Nordik di Skandinavia, Eropa yang ibukotanya adalah Stockholm. Negara
ini berbatasan dengan Norwegia di barat dan Finlandia di timur laut, Selat
Skagerrak dan Selat Kattegat di barat daya, serta Laut Baltik dan Teluk Bothnia
di timur. Swedia merupakan salah satu negara termiskin di Eropa pada abad ke-19,
dikarenakan konsumsi alkohol yang tinggi dan dogmatik Protestanisme, sampai
transportasi dan komunikasi berkembang mengijinkan pemanfaatan aset alam
dari beberapa bagian negara, yang terkenal adalah kayu dan bijih besi. Sekarang,
negara ini didefinisikan oleh tendensi liberal dan keinginan penyamaan yang
kuat, dan biasanya berada di urutan atas dalam Indeks Pengembangan Manusia PBB.
Ibukota negara penghasil mobil Volvo ini adalah Stockholm. Penduduknya
sebesar sembilan juta jiwa mendiami lebih dari 440.000 km² sehingga negara ini
terdapat dalam urutan ke-155 dalam kepadatan penduduk di dunia.
5. Denmark
Kerajaan Denmark (bahasa Denmark: Kongeriget Danmark) adalah negara Nordik
yang paling kecil dan paling selatan. Denmark terletak di sebelah barat daya dari
Swedia dan selatan dari Norwegia. Negara ini terletak di Skandinavia, Eropa
Utara sehingga termasuk Uni Eropa namun tidak berada di Semenanjung
Skandinavia. Denmark berbatasan dengan Laut Baltik dan Laut Utara. Wilayahnya meliputi
sebuah semenanjung di Jerman utara bernama Jylland (Jutlandia), Kepulauan Fyn
(Funen), Sjælland (Zealand), Vendsyssel-Thy, Lolland, Falster, Bornholm dan
ratusan pulau kecil, sehingga kadang disebut kepulauan Denmark. Sebelum
penggalian Terusan Kiel, jalan air menuju Laut Baltik hanya dapat dilewati melalui
tiga Selat Denmark , hingga penggalian Terusan Kiel Satu-satunya batas darat Denmark adalah dengan Jerman, sedangkan tetangganya yang dibatasi oleh laut
adalah Swedia di timur laut dan Norwegia di utara.
Negara ini menganut monarki konstitusional dan demokrasi parlementer.
Denmark memiliki satu pemerintah pusat dan 98 munisipalitas sebagai
pemerintah daerah. Denmark telah menjadi anggota Uni Eropa sejak 1973, tapi
sampai sekarang masih belum bergabung dalam Eurozone. Denmark adalah salah satu pendiri NATO dan OECD. Denmark juga merupakan anggota dari OSCE.
6. Norwegia
Kerajaan Norwegia atau Kongeriket Norge (Noreg) dalam bahasa Norwegia,
adalah sebuah negara Nordik di Semenanjung Skandinavia bagian ujung barat
yang berbatasan dengan Swedia, Finlandia, dan Rusia. Pantainya yang berada di
Samudera Atlantik Utara adalah lokasi dari beberapa fyord terkenal. Svalbard
dan Jan Mayen berada di bawah kedaulatan Norwegia berdasarkan Traktat Svalbard.
Norwegia adalah negara monarki konstitusional yang menggunakan sistem
pemerintahan parlementer.
Parlemennya, Stortinget, memiliki 169 anggota (sebelumnya 165, kemudian
ditambah 4 orang pada tanggal 12 September 2005) yang dipilih untuk masa
jabatan 4 tahun. Parlemen ini terbagi dua dalam voting legislasi, Odelsting dan Lagting. Kecuali untuk beberapa hal, Storting berfungsi sebagai parlemen
unikameral.
7. Liberia
Republik Liberia adalah sebuah negara di pesisir barat Afrika yang berbatasan
dengan Sierra Leone, Guinea, dan Pantai Gading. Baru-baru ini Liberia dilanda dua
perang saudara (1989–1996 dan 1999–2003) yang mengakibatkan ratusan ribu
penduduknya mengungsi sekaligus menghancurkan ekonomi Liberia.
Ekonomi Liberia sangat bergantung kepada ekspor bijih besi. Sebelum 1990 Liberia juga mengekspor karet. Perang saudara yang panjang telah
menghancurkan banyak infrastruktur negara, dan Liberia sangat tergantung
kepada bantuan luar negeri. Pada 2005 negara ini memiliki tingkat pengangguran
85%, terburuk di dunia.
8. Turki
Republik Turki (bahasa Turki: Türkiye Cumhuriyeti) disebut Türkiye (bahasa
Turki: Türkiye) adalah sebuah negara besar di kawasan Eurasia. Wilayahnya
terbentang dari Semenanjung Anatolia di Asia Barat Daya dan daerah Balkan di
Eropa Tenggara. Turki berbatasan dengan Laut Hitam di sebelah utara; Bulgaria
di sebelah barat laut; Yunani dan Laut Aegea di sebelah barat; Georgia di timur laut; Armenia, Azerbaijan, dan Iran di sebelah timur; dan Irak dan Suriah di
tenggara; dan Laut Mediterania di sebelah selatan. Laut Marmara yang
merupakan bagian dari Turki digunakan untuk menandai batas wilayah Eropa
dan Asia, sehingga Turki dikenal sebagai negara transkontinental.
Bangsa Turki mulai bermigrasi ke daerah yang dinamakan Turki pada abad ke-11.
Proses migrasi ini semakin dipercepat setelah kemenangan Seljuk melawan Kekaisaran Bizantium pada pertempuran Manzikert. Beberapa Beylik (Emirat
Turki) dan Kesultanan Seljuk Rûm memerintah Anatolia sampai dengan invasi
Kekaisaran Mongol. Mulai abad ke-13, beylik-beylik Ottoman menyatukan
Anatolia dan membentuk kekaisaran yang daerahnya merambah kebanyakan
Eropa Tenggara, Asia Barat, dan Afrika Utara. Setelah Kekaisaran Utsmaniyah
runtuh setelah kalah pada Perang Dunia I, sebagian wilayahnya diduduki oleh para Sekutu yang memenangi PD I. Mustafa Kemal Atatürk kemudian
mengorganisasikan gerakan perlawanan melawan Sekutu. Pada tahun 1923,
gerakan perlawanan ini berhasil mendirikan Republik Turki Modern dengan
Atatürk menjabat sebagai presiden pertamanya.
Ibu kota Turki berada di Ankara namun kota terpenting dan terbesar adalah
Istanbul.
9. Thailand
Asal mula Thailand secara tradisional dikaitkan dengan sebuah kerajaan yang
berumur pendek, Kerajaan Sukhothai yang didirikan pada tahun 1238. Kerajaan
ini kemudian diteruskan Kerajaan Ayutthaya yang didirikan pada pertengahan
abad ke-14 dan berukuran lebih besar dibandingkan Sukhothai. Kebudayaan
Thailand dipengaruhi dengan kuat oleh Tiongkok dan India. Hubungan dengan beberapa negara besar Eropa dimulai pada abad ke-16 namun meskipun
mengalami tekanan yang kuat, Thailand tetap bertahan sebagai satu-satunya
negara di Asia Tenggara yang tidak pernah dijajah oleh negara Eropa, meski
pengaruh Barat, termasuk ancaman kekerasan, mengakibatkan berbagai
perubahan pada abad ke-19 dan diberikannya banyak kelonggaran bagi
pedagang-pedagang Britania.